• 1.1.a.10. Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah

    PEMBELAJARAN STEM – PJBL DENGAN MODE BLENDED LEARNING DI SMA PADA MATERI KIMIA STOIKIOMETRI MISI ANGKASA LUAR

     

    PENDAHULUAN

    Pandemi virus corona (Covid-19) telah melanda seluruh belahan dunia sejak awal tahun 2020 termasuk Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menerapkan kebijakan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemerintah menetapkan tujuan dan prinsip PJJ adalah memberikan hak peserta didik untuk tetap belajar dan memperoleh pengalaman belajar bermakna dengan berfokus pada pendidikan kecakapan hidup (life skill) serta mencegah penularan Covid-19 antar peserta didik. Dalam pelaksanaan PJJ, guru dilarang memberatkan peserta didik. Kriteria memberatkan adalah memaksa peserta didik menuju lokasi yang jauh dari rumah, membutuhkan biaya yang mahal, memaksa peserta didik terlalu lama di depan komputer atau gadjet, dan melanggar protokol pencegahan penularan Covid-19.

    Penerapan PJJ di SMA Negeri 1 Kebumen tidak lepas dari berbagai kendala, mulai dari tidak adanya sinyal, kehabisan kuota, bahkan hingga mereka yang ternyata tidak memiliki gawai sendiri. Hasil survey online pada peserta didik menunjukkan, peserta didik juga mulai jenuh dengan pembelajaran daring dimana guru hanya sharing materi atau video pembelajaran dan memberikan tugas. Pemerintah dan sekolah mengatasi masalah kuota dengan memberikan bantuan kuota belajar dan peminjaman gawai bagi siswa tidak mampu. Mengatasi kejenuhan siswa selama mengikuti PJJ, guru dituntut untuk kreatif melakukan model pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan dan tetap memperhatikan pendidikan karakter dan prestasi akademik peserta didik sesuai tuntutan SKL. Apalagi untuk seorang Calon Guru Penggerak yang sudah mendapatkan pemahaman tentang filosofi Ki Hadjar Dewantara terkait tujuan pendidikan nasional.

    FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA

     

    Ki Hajar Dewantara adalah sosok Bapak Pendidikan Indonesia. Menurutt KHD, pengajaran merupakan bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberikan ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntutan terhadapa segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. KHD mengingatkan kembali pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan solusi atas berbagai permasalahan yang kita hadapi selama ini  yang menyebabkan krisis multidimensi.

    Pendidikan karakter, moral dan budaya yang dirintis oleh Ki Hadjar Dewantara mengusung tri pusat pendidikan sebagai wadah pendidikan anak, yang dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekolah (guru) saat ini memiliki peran sangat besar dalam pembentukan karakter anak/peserta didik. Tugas  guru selain sebagai pengajar,  pendidik akademis tetapi juga merupakan pendidik karakter, moral dan budaya bagi peserta didiknya. Guru harus dapat menjadi teladan, figure, sekaligus mentor dari anak/peserta didik di dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter yang berpegang pada sinergisme  olah pikir, olah hati dan olah rasa. Maksudnya, untuk melaksanakan segala sesuatu maka harus ada kombinasi yang sinergis antara hasil olah pikir (cipta), hasil olah rasa (rasa), serta motivasi yang kuat di dalam dirinya (karsa).

    Program Guru Penggerak yang bertujuan menciptakan guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat sesuai dengan konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara dengan menerapkan “Sistem Among”, dengan semboyan: ing ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh), Ing madyo mangun karso, (di tengah memberi semangat), Tut Wuri Handayani, (di belakang memberi dorongan).

    Hal ini perlu ditekankan lagi pada guru-guru di seluruh Indonesi yang mungkin selama ini masih mengedepankan prestasi akademik saja sebagai tujuan pendidikan. Beberapa guru sudah mulai menyadari bahwa tugasnya tidak hanya mentrasfer ilmu/materi saja, namun juga mendidik karakter anak sehingga anak didik kita memiliki Profil Pelajar Pancasila.

    Berbagai hal yang diperoleh di program CGP telah merubah mind set guru terkait pendidikan di Indonesia, bahwa selain mengerjar prestasi akdemik, guru tidak boleh meninggalakn pendidikan karakter, tugas guru bukan hanya mengajar namun juga mendidik. Dalam mendidik anak harus sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan lingkungan dan alam di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan muatan atau konten pengetahuan yang diajarkan pada anak sesuai perkembangan/tuntutan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21. Namun demikian sesuai pesan KHD, perkembangan zaman dan teknologi jangan sampai merusak citra dan budaya bangsa. Peserta didik harus tetap dididik sesuai budaya Indonesia yang luhur.

    STEM

    STEM merupakan akronim dari science,technology, engineering, dan mathematics merupakan salah satu metode dalam mendidik anak sesuai kodrat zaman yaitu menyiapkan anak untuk memiliki komptetensi abad 21. Keempat bidang  itu wajib dikuasai oleh peserta didik supaya mereka bisa memecahkan masalah dalam dunia kerja, masyarakat, dan dalam semua aspek kehidupan dalam menghadapi era persaingan global.

    Pendekatan STEM yang diterapkan pada aksi nyata CGP kali ini adalah model STEM terintegrasi. Mata pelajaran kimia  (sains) terintegrasi dengan matematika (perhitungan kimia/stoikiometri), enjiniring (alat penyaring udara), dan teknologi (misi luar angkasa).

    PjBL-Blended Learning

    Project Based Learning (PjBL) merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered learning). Metode ini sesuai dengan ajran KHD yaitu pendidikan yang berhamba pada anak, artinya bahwa pendidikan semata-mata disesuaikan dengan kebutuhan, kepentingan dan kodrat anak. PjBL menjawab permasalahan pendidikan sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan berbasis projek dengan bahan-bahan yang ada di sekitar rumah merangksang anak untuk mengenali lingkungan sekitar dan akan menyenangkan karena anak tidak perlu duduk di depan komputer terus menerus untuk mengikuti PJJ. Guru menuntun anak secara daring melalui LMS sekolah, anak mengrjakan projek secara luring. Mode ini disebut blended learning (memadukan PJJ secara daring dan luring).

    KIMIA STOIKIOMETRI MISI ANGKASA LUAR

    Materi stoikometri adalah materi kimia yang sangat erat hubungannya dengan matematika karena sebagian besar melibatkan perhitungan. Materi ini sangat imajinatif karena mengukur banyaknya mol partikel kimia yang sangat kecil. Selama ini siswa hanya diberikan rumus dan bagaimana menyelesaikan masalah perhitungan tersebut dan tidak ada praktikum yang merangsang anak untuk berpikir kritis.

    Penerapan misi angkasa luar dalam pembelajaran stoikometri diharapkan dapat menginspirasi anak untuk berperan sebagai astronout yang harus bertahan hidup dan memecahkan maslah dengan kondisi kekurangan oksigen. Tentu saja hal ini sesuai dengan tuntutan kompetensi abad 21 atau tuntutan kodrat zaman.

    Lebih lengkap bagaimana proses pembelajaran ada di dalam RPP pada link:

    RPP STEM-PjBL Blended Learning

     PENERAPAN AKSI NYATA DI KELAS

    Sesuai dengan RPP yang dibuat maka peserta didik mendapat pengarahan secara daring dari guru melalui MS Teams. Sintaks dalam RPP menjelaskan bagaimana guru merangsang anak dengan pertanyaan-pertanyaan kritis, merencanakan projek sesuai arahan sampai dengan mempresentasikan hasil projeknya untuk didiskusikan dan dikolaborasikan dengan hasil projek teman dari kelompok lain.

     

        Gambar1.  alat dan bahan

     

     Gambar 2 alat tanpa cartrid

      

    Gambar 3. Alat dan bahan lengkap siap memproses

     

    Gambar 4. Pengerjaan Projek di rumah masing-masing

      Lebih lengkap bagaimana anak melaksanakan projek ada di video berikut

    AKSI NYATA DI KELAS

    Tantangan dan solusinya.

    Penerapan model pembelajaran ini akan lebih berat tantangannya saat masa pandemi seperti sekarang karena PJJ dan anak harus bekerja mandiri. Namun kenyataannya anak justru merasa senang karena ada sesuatu yang harus dikerjakan di luar kegiatan rutin mengerjakan tugas teori di LMS. Dengan bahan yang ada di sekitar rumah anak juga tidak merasa keberatan

    PENERAPAN AKSI NYATA DI SEKOLAH

    Setelah melaksanakan aksi nyata di kelas, tentu saja aksi tersebut harus dibagikan kepada teman-teman guru kimia lainnya agar mereka mendapat pengalaman baru mengajar materi kimia stoikiometri dengan cara baru yang lebih kontekstual, menantang dan menyenangkan bagi peserta didik. Dalam kesempatan ini guru juga memerkenalkan program CGP pada guru lain serta memperkenalkan kembali ajaran dan filosofi KHD agar bapak/ibu guru berubah mind setnya terkait bgaimana mereka mendidik siswa selama ini.

     

    Gambar 5a. Berbagi aksi nyata pada rekan guru lainnya
     Gambar 5b. Berbagi aksi nyata pada rekan guru lainnya

     Tantangan dan solusinya.

    Sama seperti tantangan pada peserta didik, bagaimana cara berbagi pengalaman mengajar dengan STEM_PjBL ini juga karena kami tidak boleh berkumpul dan mengadakan tatap muka. Untuk itu pertemuan dengan guru dilaksanakan secara daring. Namun tetap ada kendala yaitu tidak semua guru tertarik untuk merubah pola mengajarnya. Untuk mengatasi hal ini tentu saja kami juga butuh dukungan dari pimpinan sekolah dan seluruh stakeholder terutama untuk merubah mind set dan menyadarkan rekan guru.

    Link bagimana berbagi pengalaman dengan rekan guru ada pada link berikut.

    AKSI NYATA DI SEKOLAH


    Demikian wujud aksi nyata saya setelah mengikuti program CGP selama satu bulan atau setelah mempelajari modul 1 terkait pemikiran dan filosofi Ki Hadjar Dewantara. Semoga dapat menginspirasi teman-teman semua dan guru Indonesia makin bersemangat memajukan pendidikan Indonesia demi terwujudnya tujuan pendidikan Indonesia.

      

  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment