PEMBELAJARAN
STEM – PJBL DENGAN MODE BLENDED LEARNING DI SMA PADA MATERI KIMIA
STOIKIOMETRI MISI ANGKASA LUAR
PENDAHULUAN
Pandemi virus corona (Covid-19) telah
melanda seluruh belahan dunia sejak awal tahun 2020 termasuk Indonesia. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menerapkan kebijakan pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemerintah menetapkan tujuan dan prinsip PJJ adalah memberikan hak peserta didik untuk tetap
belajar dan
memperoleh pengalaman belajar bermakna dengan berfokus pada
pendidikan
kecakapan hidup (life skill) serta
mencegah penularan Covid-19 antar peserta didik. Dalam pelaksanaan PJJ, guru
dilarang memberatkan peserta didik. Kriteria memberatkan adalah memaksa peserta
didik menuju lokasi yang jauh dari rumah, membutuhkan biaya yang mahal, memaksa
peserta didik terlalu lama di depan komputer atau gadjet, dan melanggar
protokol pencegahan penularan Covid-19.
Penerapan PJJ di SMA Negeri 1 Kebumen tidak lepas dari
berbagai kendala, mulai dari tidak adanya sinyal, kehabisan kuota, bahkan
hingga mereka yang ternyata tidak memiliki gawai sendiri. Hasil survey online
pada peserta didik menunjukkan, peserta didik juga mulai jenuh dengan
pembelajaran daring dimana guru hanya sharing
materi atau video pembelajaran dan memberikan tugas. Pemerintah dan sekolah
mengatasi masalah kuota dengan memberikan bantuan kuota belajar dan peminjaman
gawai bagi siswa tidak mampu. Mengatasi kejenuhan siswa selama mengikuti PJJ,
guru dituntut untuk kreatif melakukan model pembelajaran jarak jauh yang
menyenangkan dan tetap memperhatikan pendidikan karakter dan prestasi akademik
peserta didik sesuai tuntutan SKL. Apalagi untuk seorang Calon Guru Penggerak
yang sudah mendapatkan pemahaman tentang filosofi Ki Hadjar Dewantara terkait
tujuan pendidikan nasional.
FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA
Ki
Hajar Dewantara adalah sosok Bapak Pendidikan Indonesia. Menurutt KHD, pengajaran
merupakan bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam
memberikan ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan
Pendidikan memberi tuntutan terhadapa segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai
seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. KHD
mengingatkan kembali pentingnya pendidikan
karakter. Pendidikan karakter merupakan solusi atas berbagai permasalahan yang
kita hadapi selama ini yang menyebabkan krisis multidimensi.
Pendidikan
karakter, moral dan budaya yang dirintis oleh Ki Hadjar Dewantara mengusung tri
pusat pendidikan sebagai wadah pendidikan anak, yang dimulai dari lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekolah (guru)
saat ini memiliki peran sangat besar dalam pembentukan karakter anak/peserta
didik. Tugas guru selain sebagai pengajar, pendidik akademis tetapi
juga merupakan pendidik karakter, moral dan budaya bagi peserta didiknya. Guru
harus dapat menjadi teladan, figure, sekaligus mentor dari anak/peserta didik
di dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter yang berpegang pada
sinergisme olah pikir, olah hati dan olah rasa. Maksudnya, untuk
melaksanakan segala sesuatu maka harus ada kombinasi yang sinergis antara hasil
olah pikir (cipta), hasil olah rasa (rasa), serta motivasi yang kuat di dalam
dirinya (karsa).
Program
Guru Penggerak yang bertujuan menciptakan guru sebagai pemimpin pembelajaran
sangat sesuai dengan konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara dengan
menerapkan “Sistem Among”, dengan semboyan: ing ngarso sung tulodo (di depan
memberi contoh), Ing madyo mangun karso, (di tengah memberi
semangat), Tut Wuri Handayani, (di belakang memberi dorongan).
Hal
ini perlu ditekankan lagi pada guru-guru di seluruh Indonesi yang mungkin
selama ini masih mengedepankan prestasi akademik saja sebagai tujuan
pendidikan. Beberapa guru sudah mulai menyadari bahwa tugasnya tidak hanya
mentrasfer ilmu/materi saja, namun juga mendidik karakter anak sehingga anak
didik kita memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Berbagai hal yang diperoleh di program CGP telah merubah mind set guru
terkait pendidikan di Indonesia, bahwa selain mengerjar prestasi akdemik, guru
tidak boleh meninggalakn pendidikan karakter, tugas guru bukan hanya mengajar
namun juga mendidik. Dalam mendidik anak harus sesuai kodrat alam dan kodrat
zaman. Kodrat alam berkaitan dengan lingkungan dan alam di mana anak berada,
sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan muatan
atau konten pengetahuan yang diajarkan pada anak sesuai perkembangan/tuntutan
zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan
pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21. Namun demikian sesuai
pesan KHD, perkembangan zaman dan teknologi jangan sampai merusak citra dan
budaya bangsa. Peserta didik harus tetap dididik sesuai budaya Indonesia yang
luhur.
STEM
STEM
merupakan akronim dari science,technology, engineering, dan mathematics
merupakan salah satu metode dalam mendidik anak sesuai kodrat zaman yaitu
menyiapkan anak untuk memiliki komptetensi abad 21. Keempat bidang itu wajib dikuasai oleh peserta didik supaya
mereka bisa memecahkan masalah dalam dunia kerja, masyarakat, dan dalam semua
aspek kehidupan dalam menghadapi era persaingan global.
Pendekatan STEM yang diterapkan pada aksi nyata CGP kali ini adalah model STEM terintegrasi. Mata pelajaran kimia (sains) terintegrasi dengan matematika (perhitungan kimia/stoikiometri), enjiniring (alat penyaring udara), dan teknologi (misi luar angkasa).
PjBL-Blended Learning
Project
Based Learning (PjBL) merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik (student centered learning). Metode ini sesuai dengan ajran KHD
yaitu pendidikan yang berhamba pada anak, artinya bahwa pendidikan semata-mata
disesuaikan dengan kebutuhan, kepentingan dan kodrat anak. PjBL menjawab
permasalahan pendidikan sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan berbasis
projek dengan bahan-bahan yang ada di sekitar rumah merangksang anak untuk
mengenali lingkungan sekitar dan akan menyenangkan karena anak tidak perlu
duduk di depan komputer terus menerus untuk mengikuti PJJ. Guru menuntun anak
secara daring melalui LMS sekolah, anak mengrjakan projek secara luring. Mode
ini disebut blended learning (memadukan PJJ secara daring dan luring).
KIMIA STOIKIOMETRI MISI ANGKASA LUAR
Materi
stoikometri adalah materi kimia yang sangat erat hubungannya dengan matematika
karena sebagian besar melibatkan perhitungan. Materi ini sangat imajinatif
karena mengukur banyaknya mol partikel kimia yang sangat kecil. Selama ini
siswa hanya diberikan rumus dan bagaimana menyelesaikan masalah perhitungan
tersebut dan tidak ada praktikum yang merangsang anak untuk berpikir kritis.
Penerapan
misi angkasa luar dalam pembelajaran stoikometri diharapkan dapat menginspirasi
anak untuk berperan sebagai astronout yang harus bertahan hidup dan memecahkan
maslah dengan kondisi kekurangan oksigen. Tentu saja hal ini sesuai dengan
tuntutan kompetensi abad 21 atau tuntutan kodrat zaman.
Lebih
lengkap bagaimana proses pembelajaran ada di dalam RPP pada link:
RPP STEM-PjBL Blended Learning
PENERAPAN AKSI NYATA DI KELAS
Sesuai
dengan RPP yang dibuat maka peserta didik mendapat pengarahan secara daring
dari guru melalui MS Teams. Sintaks dalam RPP menjelaskan bagaimana guru
merangsang anak dengan pertanyaan-pertanyaan kritis, merencanakan projek sesuai
arahan sampai dengan mempresentasikan hasil projeknya untuk didiskusikan dan
dikolaborasikan dengan hasil projek teman dari kelompok lain.
Lebih lengkap bagaimana anak melaksanakan projek ada di video berikut
Tantangan dan solusinya.
Penerapan model pembelajaran ini akan lebih berat tantangannya saat masa
pandemi seperti sekarang karena PJJ dan anak harus bekerja mandiri. Namun
kenyataannya anak justru merasa senang karena ada sesuatu yang harus dikerjakan
di luar kegiatan rutin mengerjakan tugas teori di LMS. Dengan bahan yang ada di
sekitar rumah anak juga tidak merasa keberatan
PENERAPAN
AKSI NYATA DI SEKOLAH
Setelah melaksanakan aksi nyata di kelas, tentu saja aksi tersebut harus dibagikan kepada teman-teman guru kimia lainnya agar mereka mendapat pengalaman baru mengajar materi kimia stoikiometri dengan cara baru yang lebih kontekstual, menantang dan menyenangkan bagi peserta didik. Dalam kesempatan ini guru juga memerkenalkan program CGP pada guru lain serta memperkenalkan kembali ajaran dan filosofi KHD agar bapak/ibu guru berubah mind setnya terkait bgaimana mereka mendidik siswa selama ini.
Tantangan dan solusinya.
Sama seperti tantangan pada peserta didik, bagaimana cara berbagi
pengalaman mengajar dengan STEM_PjBL ini juga karena kami tidak boleh berkumpul
dan mengadakan tatap muka. Untuk itu pertemuan dengan guru dilaksanakan secara
daring. Namun tetap ada kendala yaitu tidak semua guru tertarik untuk merubah
pola mengajarnya. Untuk mengatasi hal ini tentu saja kami juga butuh dukungan
dari pimpinan sekolah dan seluruh stakeholder terutama untuk merubah mind set
dan menyadarkan rekan guru.
Link
bagimana berbagi pengalaman dengan rekan guru ada pada link berikut.
Demikian wujud aksi nyata saya setelah mengikuti program CGP selama satu bulan atau setelah mempelajari modul 1 terkait pemikiran dan filosofi Ki Hadjar Dewantara. Semoga dapat menginspirasi teman-teman semua dan guru Indonesia makin bersemangat memajukan pendidikan Indonesia demi terwujudnya tujuan pendidikan Indonesia.
No comments:
Post a Comment