• 3.1.a.10. Aksi Nyata: Pengambilan Keputusan Pemimpin Pembelajaran

     

    Guru adalah orang tua dan pemimpin di sekolah. Semua guru pasti pernah menghadapi situasi dimana harus memilih atau membuat suatu keputusan. Terkadang  masalah tersebut begitu berat sehingga membuat kami berpikir keras dan bahkan membuat tidak enak makan dan susah tidur.

    Dalam Program Pendidikan Guru Penggerak, kami belajar hal itu dalam materi Pengambilan Keputusan Pemimpin Pembelajaran. Kami belajar bukan hanya teorinya namun praktik langsung menganalisis kasus dalam video atau artikel. Melalui tugas di LMS kami dituntut untuk belajar mengambil keputusan sebagai pemimpin. Pengalaman dan ilmu yang saya peroleh saya praktikkan langsung saat saya menghadapi permasalahan terkait pembelajaran dan kegiatan di sekolah. Saya ajak rekan guru dalam tim untuk memecahkan masalah tersebut. Saat berdiskusi dan memecahkan masalah tersebut, saya juga menyampaikan pada mereka bahwa yang sedang kami hadapi adalah dilema etika dan saya sampaikan juga bagaimana alur pengambilan keputusannya. Jika ada masalah yang berupa bujukan moral, secara tegas saya sampaikan pada rekan bagaimana keputusan harus diambil dan resikonya jika salah mengambil keputusan.

    Saat ini kami sedang menghadapi masalah yang cukup rumit terkait keikutsertaan seorang murid dalam kegiatan pembelajaran yang mengalami kendala karena si murid mengalami sakit yang tidak biasa, yaitu secara sakit secara psikis. Si murid sudah hampir satu semester tidak mengikuti PJJ dan tidak aktif dalam pengumpulan tugas. Secara hitungan kehadiran, murid tersebut sudah absen 25 persen dari seluruh total agenda PJJ selama satu tahun padahal si murid sudah berada pada jenjang kelas XII. Jika mengikuti syarat kelulusan Ujian Sekolah maka Si Murid tidak memenuhi syarat untuk lulus karena kehadirannya kurang dari 90%.

    Menghadapi masalah yang dilematis tersebut, saya harus membicarakannya dengan pihak yang terkait, seperti wali kelas, guru BK, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Pihak orang tua akan dihubungi oleh wali kelas dan guru BK sesuai kapasitasnya. Saat melihat LMS untuk PJJ saya mendapati hampir semua siswa saya mengikuti PJJ dengan baik dan menyelesaiakn tugas-tugasnya dengan disiplin, namun ada satu murid yang tidak aktif dan hampir semua tugasnya belum dikerjakan membuat saya merasa tidak rela jika murid tersebut mendapat nilai seperti teman-temannya. Namun setelah didiskusikan dengan semua pihak terkait dan mendapati kondisi murid tersebut yang kurang beruntung saat ini, dalam hati saya tumbuh rasa kasihan dan empati yang dalam sehingga mendorong saya untuk turut memberi semangat pada murid tersebut. Saya abaikan sementara aturan sekolah yangtidak bisa diterapkan pada situasi tertentu. Saya juga mendorong semua rekan guru untuk tetap memberi kesempatan dan semangat pada murid tersebut agar dapat lulus SMA dengan lancar dan memperoleh prestasi yang gemilang. Dokumentasi bagaimana saya berusaha memecahkan permasalahan ini dengan pihak terkait dapat disimak pada gambar dan  link video berikut.

    Gambar1. Dikusi kasus dengan Guru BK


    Gambar 2. Diskusi kasus dengan Waka Kesiswaan


    Gambar 3. Diskusi dengan Kepala Sekolah

    Link video diskusi dengan Waka Bidang Kesiswaan dapat diakses pada link Diskusi dengan Wakasis

    Link video diskusi dengan Guru Bk dapat diakses pada link Disksui dengan Guru BK

    Setelah mengikuti semua rangkaian kegiatan pembelajaran Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Saya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memulai mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah  dan semakin yakin dengan keputusan-keputusan yang saya buat. 

    Saya berharap keputusan-keputusan yang saya ambil akan semakin menguatkan jati diri saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang meletakkan kepentingan murid sebagai yang utama seiring dengan filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara.

    Sebagai seorang pendidik, saya akan terus belajar dan berusaha menjadi suri teladan bagi murid-murid sayaa dengan melakukan yang terbaik dan terus berpegang pada nilai-nilai kebajikan agar murid-murid saya tumbuh menjadi manusia Indonesia yang berintegritas dan berkarakter dan senantiasa mengambil keputusan-keputusan yang etis dan manusiawi.  

  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment