Guru adalah orang tua dan pemimpin di
sekolah. Semua guru pasti pernah menghadapi situasi dimana harus memilih atau
membuat suatu keputusan. Terkadang
masalah tersebut begitu berat sehingga membuat kami berpikir keras dan
bahkan membuat tidak enak makan dan susah tidur.
Dalam Program Pendidikan Guru
Penggerak, kami belajar hal itu dalam materi Pengambilan Keputusan Pemimpin
Pembelajaran. Kami belajar bukan hanya teorinya namun praktik langsung
menganalisis kasus dalam video atau artikel. Melalui tugas di LMS kami dituntut
untuk belajar mengambil keputusan sebagai pemimpin. Pengalaman dan ilmu yang
saya peroleh saya praktikkan langsung saat saya menghadapi permasalahan terkait
pembelajaran dan kegiatan di sekolah. Saya ajak rekan guru dalam tim untuk
memecahkan masalah tersebut. Saat berdiskusi dan memecahkan masalah tersebut,
saya juga menyampaikan pada mereka bahwa yang sedang kami hadapi adalah dilema
etika dan saya sampaikan juga bagaimana alur pengambilan keputusannya. Jika ada
masalah yang berupa bujukan moral, secara tegas saya sampaikan pada rekan
bagaimana keputusan harus diambil dan resikonya jika salah mengambil keputusan.
Saat ini kami sedang menghadapi
masalah yang cukup rumit terkait keikutsertaan seorang murid dalam kegiatan
pembelajaran yang mengalami kendala karena si murid mengalami sakit yang tidak biasa,
yaitu secara sakit secara psikis. Si murid sudah hampir satu semester tidak
mengikuti PJJ dan tidak aktif dalam pengumpulan tugas. Secara hitungan
kehadiran, murid tersebut sudah absen 25 persen dari seluruh total agenda PJJ
selama satu tahun padahal si murid sudah berada pada jenjang kelas XII. Jika
mengikuti syarat kelulusan Ujian Sekolah maka Si Murid tidak memenuhi syarat
untuk lulus karena kehadirannya kurang dari 90%.
Menghadapi masalah yang dilematis
tersebut, saya harus membicarakannya dengan pihak yang terkait, seperti wali
kelas, guru BK, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Pihak orang tua akan
dihubungi oleh wali kelas dan guru BK sesuai kapasitasnya. Saat melihat LMS
untuk PJJ saya mendapati hampir semua siswa saya mengikuti PJJ dengan baik dan
menyelesaiakn tugas-tugasnya dengan disiplin, namun ada satu murid yang tidak
aktif dan hampir semua tugasnya belum dikerjakan membuat saya merasa tidak rela
jika murid tersebut mendapat nilai seperti teman-temannya. Namun setelah
didiskusikan dengan semua pihak terkait dan mendapati kondisi murid tersebut
yang kurang beruntung saat ini, dalam hati saya tumbuh rasa kasihan dan empati
yang dalam sehingga mendorong saya untuk turut memberi semangat pada murid
tersebut. Saya abaikan sementara aturan sekolah yangtidak bisa diterapkan pada
situasi tertentu. Saya juga mendorong semua rekan guru untuk tetap memberi
kesempatan dan semangat pada murid tersebut agar dapat lulus SMA dengan lancar
dan memperoleh prestasi yang gemilang. Dokumentasi bagaimana saya berusaha memecahkan
permasalahan ini dengan pihak terkait dapat disimak pada gambar dan link video berikut.
Link video diskusi dengan Waka Bidang Kesiswaan dapat diakses pada link Diskusi dengan Wakasis
Link video diskusi dengan Guru Bk dapat diakses pada link Disksui dengan Guru BK
Setelah mengikuti semua rangkaian kegiatan pembelajaran Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Saya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memulai mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah dan semakin yakin dengan keputusan-keputusan yang saya buat.
Saya berharap
keputusan-keputusan yang saya ambil akan semakin menguatkan jati diri saya
sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang meletakkan kepentingan murid sebagai
yang utama seiring dengan filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara.
Sebagai seorang
pendidik, saya akan terus belajar dan berusaha menjadi suri teladan bagi
murid-murid sayaa dengan melakukan yang terbaik dan terus berpegang pada
nilai-nilai kebajikan agar murid-murid saya tumbuh menjadi manusia Indonesia
yang berintegritas dan berkarakter dan senantiasa mengambil keputusan-keputusan
yang etis dan manusiawi.
No comments:
Post a Comment